Japan Trip 4: Osaka lagi, konser lagi (part 3: concert day 2)

Previous posts:
Part 1: Pre and Arrival
Part 2: Concert day 1

L’ArCASINO Day 2: Selasa, 22 September, 2015

Kaki gue dan kawan-kawan masih sakit akibat berdiri dan berjalan seharian di venue konser L’ArCASINO hari pertama, ditambah antre bus pulang yang makan waktu nyaris dua jam. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat kami untuk nonton konser hari kedua. Berbekal pengalaman, di hari kedua ini para fans jauh lebih siap menghadapi medan. Sunglasses, topi/payung, dan masker menjadi “senjata” menghadapi terik matahari dan debu di Yumeshima. Banyak pula fans yang bawa tikar untuk duduk-duduk makan sambil ngobrol sebelum memasuki area konser. Mirip piknik ^^. Untungnya penonton nggak dilarang membawa makanan dan minuman dari luar kayak di sini, sehingga kami bisa ngebekal makanan dari konbini.

Oh ya, ada yang lupa diceritakan di post sebelumnya. Setelah ngambil tiket, di pintu masuk venue kami dibagi semacam program book, isinya denah venue & list goods yang dijual online maupun on the spot. Lumayan buat kenang-kenangan XD

CWHNy84WEAEzXWj

Seperti kemarin, area stage dibuka sekitar pukul 15.30, dan konser dimulai sejam setelahnya. Istimewanya, konser hari kedua ini ditayangkan live di bioskop-bioskop Jepang, Hongkong dan Taiwan melalui Live Viewing, dan direkam untuk penayangan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Kali ini, kami mendapat seat di blok F dan G, lebih mundur dibanding hari pertama tapi tetap lebih lumayan daripada blok Q, hehe..

Konser dibuka dengan susunan yang sama: pemutaran VTR dilanjut masuknya L’Arc-en-Ciel ke panggung dengan limosin. Hanya Ken dan Yukihiro yang “taat” pada tema kasino, dimana Ken memakai setelan jas putih dan Yukki memakai kemeja dan vest hitam. Tetsuya seperti biasa tampil cerah, kali ini dengan hoodie kuning motif bintang, yang bikin doi kelihatan jauh lebih muda. Sementara Hyde berpakaian seperti bajak laut, dengan kemeja tipis warna coklat berumbai, topi tinggi dan eye patch.

Setlist hari kedua tidak beda jauh dengan hari pertama. Dibuka dengan SEVENTH HEAVEN, lalu DRIVERS’ HIGH (ditukar urutannya dengan LINK di hari pertama). Konser berlanjut dengan susunan lagu yang sama (Pretty Girl, Blurry Eyes, flower, And She Said, Route 666, dan HEAVEN’S DRIVE). Ada kejadian lucu di lagu Pretty Girl. Hyde lupa lirik dan malu sendiri, sampai-sampai doi tiduran di lantai panggung ^^; Unyu bangeeett mau ikut pulang ama akyu gak om?

Pindah ke panggung kecil, Laruku kembali membawakan Wind of Gold dan MY HEART DRAWS A DREAM, sementara ALONE EN LA VIDA digantikan oleh It’s The End. Seperti hari pertama, di bagian ini Hyde melakukan MC dengan boneka burung kakak tua. Lucu juga melihat Hyde men-dubbing si kakak tua dan ngobrol dengan Ken, Yukihiro dan Tetsuya.

L'Arc~en~Ciel LIVE 2015 L'ArCASINO (WOWOW Prime 2015.11.21).mkv_003489891

I will never forget this scenery

Kembali ke main stage, konser bagian terakhir dimulai dengan REVELATION dan CHASE, lalu berlanjut ke XXX dan TRUST. Hyde kembali mengumumkan single baru berjudul Wings Flap, yang kemudian dibawakan dengan lebih mulus. Masih satu nuansa, L’Arc-en-Ciel membawakan Lies and Truth. Kalo diperhatikan, mirip juga ya, dua lagu ini. Driver’s High di hari pertama diganti urutannya di sini dengan LINK, yang diteruskan dengan HONEY, STAY AWAY, dan READY STEADY GO. L’Arc-en-Ciel resmi mengakhiri L’ArCASINO lewat lagu yang menyayat hati, Pieces. Agak kaget juga karena kami menyangka NIJI akan dibawakan sebagai penutup.

Berbeda dengan hari pertama di mana setelah konser usai, semua penonton langsung gerubugan ke arah pintu keluar; di hari kedua ini panitia menerapkan urutan. Penonton di blok yang terletak di ujung & dekat pintu keluar dipersilakan keluar lebih dahulu. Kocaknya, panitia “mengabsen” dengan nama-nama yang berhubungan dengan kasino. Misalnya blok A jadi Ace, blok B jadi Bunny Girl, dsb. Yah tapi ujung-ujungnya tetap aja butuh 2 jam untuk jalan keluar dari venue dan menunggu shuttle bus sih ^^; Emang skalanya besar, sih, ya…

SIDE STORIES

Di balik penyelenggaraan konser yang megah ini, ada beberapa hal menarik yang gue amati.

  1. Koordinasi panitia jempolan

Menghadiri konser di Jepang selalu membuat decak kagum terhadap profesionalisme promotor. Dari sejak turun dari kereta, di pintu keluar stasiun sudah banyak panitia yang membawa papan penunjuk arah ke area shuttle bus. Sepanjang jalan, beberapa panitia mengawal penonton ke tempat naik bus. Di parkiran bus pun panitia sibuk mengatur flow antrean. Sementara di dalam venue, panitia hilir mudik memastikan kerapian antrean goods, booth makanan minuman, bahkan antrean masuk toilet. Mereka juga siap membantu penonton yang bertanya. Seusai konser, panitia mengatur flow penonton sehingga tidak ada desak-desakan. Pokoknya aman dan nyaman!

DSC_0844

  1. Tidak ada sampah berceceran

Di area Yumeshima Special Outdoor Field yang mungkin menyamai luas kompleks Gelora Bung Karno, gue terharu banget melihat tidak ada sampah tercecer. Tidak ada tong sampah di area seluas itu, hanya ada dua booth Trash Station. Semua penonton dengan tertib menyimpan sampahnya masing-masing, lalu membawanya ke Trash Station. Salut!

DSC_1744

  1. Semua serba antre

Terbiasa hidup di Jakarta yang masih kurang budaya antrenya, kami lumayan terkejut melihat fans antre hanya untuk foto bareng standing banner. Di booth makanan & minuman juga nggak ada tuh yang namanya bergerombol.

DSC_1770

  1. Fans Jepang juga ikut nyanyi

Hyde dan Tetsuya pernah menyatakan kagum pada fans di Jakarta dan Bangkok yang ikut sing along saat konser World Tour 2012 yang lalu. Mungkin sekarang fans Jepang juga tak mau kalah. Hyde beberapa kali menyerahkan mic ke penonton untuk nyanyi bersama. Bedanya, saat tidak disodori mic, fans Jepang tidak menyanyi keras-keras, jadi tidak mengganggu sekitar. Lagipula untuk lagu-lagu seperti ALONE EN LA VIDA, TRUST atau XXX, rasanya memang lebih khidmat dinikmati dalam diam.

IT’S (NOT) THE END

L’ArCASINO sudah berakhir. L’Arc-en-Ciel juga tidak menjanjikan kapan mereka akan konser lagi atau kapan akan rilis album. Satu yang pasti adalah rilis single Wings Flap pada 23 Desember nanti. Yang bisa kita lakukan adalah tetap dukung dengan membeli rilisan original, mengikuti project-project fanbase, dan tetap menabung. Siapa tahu, sang Pelangi akan mengunjungi kita lagi. Atau mungkin kita lah yang akan mengunjungi mereka di ulang tahun ke-25.

DSC_0856

thanks to warna kaos CGK yang ngejreng, kami banyak di-notice fans Jepang hahaha

Japan Trip 4: Osaka lagi, konser lagi (part 2: concert day 1)

Previous post: Part 1: Pre and Arrival

Blog post ini dibagi menjadi 4 yaitu pre-arrival and arrival, concert day 1, concert day 2, dan the sightseeing. Sengaja pembagiannya begitu, supaya ga bingung karena hari konsernya nyelip di antara hari sightseeing. Hahaha.

L’ArCASINO Day 1: Senin, 21 September, 2015

Hari ini kami berlima akan menonton konser L’Arc-en-Ciel yang bertajuk L’ArCASINO. Tadinya kami berniat tiba di venue seawal mungkin (venue dibuka pukul 10 pagi), tapi karena ribet pindahan guesthouse, akhirnya pukul 11 kami baru tiba di stasiun Cosmo Square, stasiun terdekat dengan lokasi shuttle bus yang akan membawa penonton ke Yumeshima, pulau buatan yang dijadikan venue konser. Jadi ga enak dengan teman-teman forum L’Arc-en-Ciel Indonesia yang janjian di situ deh… Anyway stasiun penuh  fans Laruku yang rata-rata pake T-shirt dari konser-konser sebelumnya. Sebagian fans berdandan cantik, bahkan ada beberapa yang cosplay jadi member Laruku. Udah lama banget ga ngerasain atmosfer begini.. Terakhir ngelihat stasiun penuh calon penonton konser kayaknya pas gue masih stay di Korea.

Di pintu keluar Stasiun Cosmo Square, sudah ada beberapa staf yang menunjukkan jalan menuju tempat menunggu shuttle bus. Kami menuju lapangan tempat menunggu shuttle bus, yang ternyata sudah dirapikan jalur antreannya. Banyak shuttle bus yang mondar-mandir mengangkut penumpang yang semuanya merupakan penonton konser. Dalam waktu sekitar 10 menit, bus tiba di Yumeshima melalui terowongan bawah laut. Keren abis XD *iya gue norak*

DSC_1728

panas banget cuacanya

Tiba di Yumeshima, kami berjalan menuju booth penukaran tiket yang berada di samping gerbang masuk venue. Kami membeli tiket khusus fans luar negeri melalui Barks Online Ticket, yang mana tiket fisiknya baru akan diberikan pada hari H di lokasi dengan menunjukkan paspor. Metode ketat ini diterapkan untuk mencegah percaloan di antara penonton. Bahkan panitianya sampe ngecek wajah & foto di paspor lho.

DSC_1732

don’t mind the press card XD

Masuk ke venue melalui gerbang berpintu banyak ala taman bermain, gue tercengang melihat area venue yang mirip tempat berkemah. Lapangan luas berdebu dan cuaca panas mengingatkan akan Lapangan D Senayan *walau gue ga nonton di sana XD*, tapi yang ini lebih luas karena bisa menampung 50.000 penonton. Di sekeliling banyak tenda booth makanan, CD-DVD, and of course, goods konser. Yang unik, ada beberapa permainan seperti komidi putar, trampolin, tangkap uang dan lainnya yang diberi nama sesuai judul lagu Laruku (Round and Round, Dive to Blue, In the Air, dsb). Banyak pula standing banner yang bisa dijadikan spot berfoto.Kami memutuskan langsung antre goods yang ternyata memakan waktu sampai 2,5 jam, padahal banyak sekali booth goods yang dibuka. Gilak, capek banget cuy…

DSC_0836

antrean goods yang panjang mengular

Ada kejadian memorable pas gue antre goods. Berhubung gue buka penitipan, ada 47 barang yang harus dibeli, titipan fans Indonesia. Jadilah pas gue dapat giliran beli goods, makan waktu lamaaaa banget karena barang yang dibeli segitu banyaknya XD Sampe ga enak ama orang yang antre di belakang gue, tapi dia selow aja sih.. Orang-orang bersorak, “Sugoii!” pas si mbak kasir nyebut angka. Tapi sayangnya, walau beli banyak, gue nggak boleh minta kardus kosong untuk bawa goods sebanyak itu.. Untungnya mba Tini sigap membantu gue bawa goods, lalu Achan juga bantu bawa beberapa goods setelah di-pack ke beberapa tas.

Selesai beli goods, kami antre beli makanan (yang harganya lebih mahal daripada biasanya). Gilak, yakitori (sate ayam) aja setusuk harganya 800 yen, padahal kalo di Yoshinoya makan segitu udah kenyang sampe bego… Jadilah hari itu kami makan makanan yang overpriced tapi ga enak: nasi goreng semangkok kecil + yakitori seharga total 1300 yen *nangis*.

IMG_2354

makan siang sambil gelar koran

Pukul 15.30, gate menuju area panggung dibuka dan penonton dipersilakan masuk. Semua tiket sudah ada nomor kursi yang ditentukan dengan undian, jadi ga ada yang rebutan. Tiket dijual dengan harga yang sama untuk seluruh section (11.500 yen setelah pajak, atau sekitar Rp 1.300.000), jadi nomor kursi akan bergantung pada faktor keberuntungan. Dari section A sampai Q, syukurlah gue mendapat kursi di section E. Agak ke kanan sih, tapi oke lah.

DSC_1747

view from my seat

Seperti yang udah kita tonton di Live Screening, panggung L’ArCASINO amat megah berhias properti ala kasino seperti chip, kartu remi, roulette, dan balon bunny girl. Tepat pukul 16.30, konser dimulai dengan VTR kartun yang menceritakan L’Arc-en-Ciel merampok kasino dan membawa kabur seluruh uangnya. Kemudian Hyde, Tetsuya, Ken, dan Yukihiro masuk  ke panggung utama dengan menaiki limosin di atas jalur yang berfungsi seperti catwalk. Limosin berjalan pelan dan para personel sibuk menebarkan uang L’ArCASINO ke udara, yang tentu saja ditangkap oleh fans dengan antusias (read: “pertumpahan darah”).

L’Arc-en-Ciel langsung “menghajar” dengan membawakan SEVENTH HEAVEN, LINK, dan Pretty Girl. Gue seperti biasa masih bengong ga percaya. Setlist dilanjutkan dengan deretan lagu nostalgia seperti Blurry Eyes, lanjut ke flower yang bikin mata gue berkaca-kaca karena dari dulu pengen banget liat lagu ini live. Eh abis itu malah dilanjut lagu And She Said & Route 666, lalu ditutup dengan HEAVEN’S DRIVE. Gilak, feeling gue kayak naik rollercoaster, inget jaman awal ngefans, rajin dateng ke bunkasai & maen game Tomarunner vs Laruku yang pake lagu Route 666.

Laruku kemudian kembali menaiki limosin ke arah panggung kecil dekat blok Q, blok paling belakang. Yup, mereka perform di atas mobil dan lagu yang dibawakan adalah lagu yang sangat lawas: Wind of Gold. Langit keemasan menjelang matahari terbenam terlihat sangat berpadu dengan melodi lagu.  Masih di atas mobil, Laruku melanjutkan dengan lagu ALONE EN LA VIDA dan MY HEART DRAWS A DREAM, yang membuat banyak penonton terbawa suasana sakral lagu-lagu tersebut yang didukung cahaya senja dan angin pantai. Gue? Udah “tewas” sejak Wind of Gold…Gila, emang ga ada yang ngalahin special effect alami ya. Sunsetnya, anginnya.. Perfect banget.

Konser kemudian diistirahatkan selama 15 menitan, memberi kesempatan kepada Laruku untuk beristirahat. Badut-badut joker mengisi waktu dengan mengajak penonton membuat wave yang diakhiri dengan pemimpin Joker menarik tuas jackpot. Rada ngebosenin sebenarnya, tapi om-om itu kan juga perlu istirahat. Setelah beberapa kali membuat wave, akhirnya jackpot tercapai membentuk kata trick, dan keempat personel Laruku kembali ke panggung. Masing-masing memainkan gitar, jadi vokalis dan membawakan lagu trick. *kayak boyband*. Konser diteruskan dengan lagu-lagu yang membakar semangat yaitu REVELATION dan CHASE, lalu berubah ke lagu-lagu “mistis”: XXX dan TRUST. Pas XXX & TRUST tuh ga ada penonton yang berani ikut sing-along. Semua lebih milih “terhanyut” bersama alunan suara hyde.

Hyde kemudian mengumumkan single baru yang langsung disambut penonton dengan antusias. Lagu bernuansa EDM berjudul Wings Flap kemudian dibawakan. Tempo naik kembali dengan Caress of Venus, Driver’s High, HONEY, STAY AWAY, dan pemuncaknya: READY STEADY GO. L’Arc-en-Ciel menutup konser dengan manis melalui lagu Anata. Kembang api spektakuler dan laser berwarna pelangi yang menghiasi jembatan besar di belakang panggung menjadi pelengkap konser hari pertama.

DSC_1807

Duit-duitan full set, dapet dari perebutan & barter ama fans Jepang

Kelar konser, perjuangan belum berakhir. Bayangin 50.000 orang keluar dari tempat yang sama, nunggu bus bersama? Yak, makan waktu nyaris dua jam dong cuma untuk jalan keluar dari venue & antre bus.. Keluar dari venuenya agak berdesakan pula, untung fans sana pada selow, ga ada yang buru-buru lari. Kelar konser pukul 7.00 malam, kami baru nyampe stasiun Fukushima (stasiun terdekat dengan hostel) pukul 10-an. Berhubung restoran udah pada tutup, akhirnya kami makan malam di Yoshinoya samping stasiun. Lelah banget, tapi nyampe hostel bukannya mandi & buru-buru tidur, malah fangirlingan sampe jam 2.. Padahal besok masih ada day 2. (bersambung)