[book wish] The After-Dinner Mysteries (Nazotoki wa Dinner no Ato de)

nazodi cover

Sebagai penggemar drama Jepang (J-drama), gue senang sekali ketika Penerbit Haru mengadakan survei pembaca mengenai kemungkinan diterbitkannya novel terjemahan Nazotoki wa Dinner no Ato de (Nazodi/NazoD) atau The After-Dinner Mysteries. Ada tiga alasan mengapa gue sangat mendukung kalau NazoD diterbitkan di sini.

Pertama, gue suka cerita detektif. Sejak SMP, novel-novel Sherlock Holmes, Hercule Poirot, Empat Sekawan, Trio Detektif, Nancy Drew, sampai ke manga Detektif Conan dan Detektif Kindaichi sudah menjadi “makanan sehari-hari”. Tentu gue pengin tahu, novel detektif ala Higashigawa Tokuya ini bakal seperti apa. Bertemakan komedi-misteri, gue berharap bakal bisa tertawa ketika membaca novel NazoD, tetapi juga latihan otak dengan ikut memikirkan dan memecahkan kasus-kasus di dalamnya. Btw, genre komedi-misteri, hmmm kayaknya sih belum banyak novel dengan tema ini, ya. Jadi gue sangat menantikan novel NazoD ini.

Kedua, gue sudah menonton J-drama, diikuti SP (special episode) NazoD yang super kocak. Gue belum nonton movie-nya, sih… Masih mencari sumber unduhan. Dramanya sendiri menurut gue unik, karena menampilkan tokoh-tokoh yang nyeleneh, tapi plot cerita dan pemecahan kasusnya nggak kalah keren dibanding Conan. Tokoh sentral drama NazoD yaitu seorang butler (pelayan pribadi) bernama Kageyama, yang diperankan anggota boyband ARASHI, Sakurai Sho (siapa sih yang nggak kenal dia?). Tokoh tuan putri (ojou-sama) cantik yang berprofesi detektif rookie, Hosho Reiko, diperankan Kitagawa Keiko yang juga sudah berpengalaman di dunia drama dan film. Sementara itu, bos Reiko yang egois dan norak, inspektur Kazamatsuri diperankan oleh Kippei Shiina. Salah satu ciri khas drama ini adalah perubahan gambar menjadi panel komik, disertai huruf besar-besar dan efek seperti batu jatuh, burung lewat, dan berbagai efek komikal lainnya. Kageyama, sang pelayan yang ganteng tapi sarkas juga menjadi daya tarik drama NazoD. Salah satu catchphrase andalannya adalah, “Maafkan saya, tuan putri… Apakah Anda tolol?” (“Ojou-sama wa aho de gozaimasu ka?”) yang diucapkan ketika Kageyama gemas mendengar Reiko menceritakan kasus yang sedang dihadapinya. Kasus yang membuat sang tuan putri pusing tujuh keliling, tetapi sangat mudah dipecahkan oleh Kageyama. Ciri khas lainnya yang berhubungan dengan judulnya (Memecahkan Teka-teki Setelah Makan Malam) adalah….yes, sang pelayan, Kageyama akan membuatkan makan malam yang enak-enak sebelum dia memecahkan kasus yang sedang dihadapi tuan putrinya. Pokoknya kalau nonton drama ini, siap-siap ngiler deh melihat berbagai makanan bintang lima yang disajikan Kageyama!

Nazotoki-wa-Dinner-no-Ato-de-The-After-Dinner-Mysteries-

Ketiga, gue tertarik membaca novel NazoD karena gue pengin tahu lebih banyak tentang J-literature. Gue sudah membaca Hidamari no Kanojo (Her Sunny Side) yang disajikan dengan manis tanpa harus berkonflik tegang, Cheer Boy!! yang sekarang masih gue baca, menceritakan perjuangan grup cheerleader cowok, dan novel lainnya seperti karya Haruki Murakami yang populer di seluruh dunia, Norwegian Wood. Aside of that, gue belum banyak membaca novel Jepang. Gue senang karena Haru berani menerbitkan novel dari penulis yang populer di Jepang, tapi mungkin belum dikenal di Indonesia. Rencana penerbitan NazoD menurut gue cukup terbantu dengan telah dibuatnya versi drama dan film yang dibintangi Sakurai Sho, karena…ehm, fanbase Arashi di Indonesia cukup besar, jadi kemungkinan sudah banyak yang nonton drama NazoD dan penasaran membaca novel terjemahannya karena kami nggak bisa membaca kanji, hehehe. Semoga untuk ke depannya, Haru tetap semangat memperkenalkan karya-karya penulis Jepang yang tentunya akan memperkaya wawasan pembaca.

PS: Mimin Haru, aku mau dong dikirimi novel NazoD ^^

People come, people gone…

Minggu kemarin, gue menghadiri undangan pernikahan Hilda, salah satu teman fandom L’Arc-en-Ciel. Tentu saja di sana gue bertemu banyak teman semasa berfangirl. Ada yang sedang hamil, ada yang baru menikah, dan ada yang masih single, termasuk *ehem* gue sendiri. Menghadiri acara pernikahan teman akhir-akhir ini bikin gue rada mellow, karena merasa left behind, atau ditinggalkan. Pergantian status yang kita jalani hampir bareng ritmenya, kayak masuk sekolah – lulus sekolah – masuk kuliah – lulus kuliah – kerja, akhirnya berbeda ritme ketika memasuki fase pernikahan. Ada yang sekali pacaran langsung cocok, ada yang menikah setelah beberapa kali gagal menemukan yang cocok, ada yang taaruf dan menikah beberapa bulan kemudian, dan ada yang nggak nemu-nemu (dengan atau tanpa pacaran).

Dalam kasus gue, rasa “left behind” itu semakin menjadi-jadi ketika yang menikah adalah…mantan gue, orang yang pernah suka dan akrab sama gue, mantan HTS-an, dan mantan gebetan (in order, lho, ya).  Ada beberapa kasus yang akan gue bahas, dan tentu saja nama disamarkan demi kebaikan umat manusia.

1. F, alias Gerrard

HTS-an jaman gue masih kerja di Bekasi. Temen sekantor yang satu departemen. Suka sama suka, tapi karena ga enak (satu departemen!), jadinya selalu backstreet. Karena wajah dan perawakan agak mirip Stefan Gerrard, jadi sering gue julukin begitu. Pas gue berangkat ke Korea dan resign dari kantor, F bilang akan nungguin gue. Gue bilang nggak usah, soalnya gue ga mau terbebani LDR, tapi sebenernya emang gue udah ga sreg sih dengan sifat rendah dirinya, haha… Dan bener aja, dia menikah setelah setahun gue di Korea, pffft cepet amat. Yang paling diinget dari masa-masa ini adalah setiap pagi ketika si F masuk ke ruangan kantor dan gue menyambut dengan senyum 1000 watt 😀 Anyway, sekarang F udah punya 2 anak (again, cepet amat!?).

2. H, alias si kembaran

Kembaran karena tanggal, bulan dan tahun lahirnya persis sama ama gue. Temen kantor di Bekasi, beda departemen. Dia pernah suka ama gue, tapi gue ga suka, hahaha. Dia belum sempet nembak karena udah keburu gue judesin gara-gara gue dapet info dari temennya bahwa si H ini bersedia mutusin pacarnya kalo gue mau ama dia. Cowok macam apaaa?!! Akhirnya karena ga gue tanggepin, dia mundur. Sekarang H sudah menikah & punya 1 anak. Istrinya bukan si cewek yang tadinya akan diputusin demi gue. Wah…..Oke deh. Hal yang paling  berkesan dari si H adalah entry-entry blognya, baik postingan ataupun puisi yang dibuat untuk gue. Pernah juga suatu hari sehabis event  kantor, gue pulang sendiri karena memang beda arah dengan teman-teman lain, termasuk H. Tapi kemudian si H lari berbalik arah, mengejar gue dan bersikeras nungguin gue sampai dapat angkot. Terharu liat dia ngos-ngosan….(wait, am I being a do-S here?)

3. D, si musisi

Scene Jejepangan memang berbahaya. Selain bisa membuat level japanholic lo naik bahkan sampe overdose, buat para cewek ada efek lain: ngefans sampe demen ama anak-anak band cover, hahahaha. Dalam kasus si D, dari awal gue kenal, emang dia udah lumayan ngartis…apalagi jaman itu band jejepangan masih sedikit banget. Ketika nonton show bandnya si D, gue ngobrol ama sesama penonton (cowok) dan komentarin si D. Eh si penonton itu dengan pedenya bilang, “Gue ada nih nomer HPnya kalo lo mau.” Dan itu awal bencana…Berawal dari nekat nge-sms si D, akhirnya kita malah akrab walau baru level artis & fans. Lalu gue naik kelas (?) jadi groupies, dateng ke manapun dia manggung di Jakarta. Setiap habis manggung, pasti dia selalu nelpon gue, mulai dari bahas gimana performance dia, bahas musik (kebanyakan sih L’Arc-en-Ciel atau Dir en grey), sampai ke hal-hal random. Gue kaget ketika suatu hari dia bilang suka sama gue, padahal saingan gue banyak, haha.. Kami ga pernah jalan bareng karena sama-sama awkward. Cerita fans ala skyman ini pun berakhir ketika si D mengaku kalo sebenernya di saat dia deket ama gue, dia juga lagi deket sama cewek lain dan dia bingung harus gimana. Jreeenggg… Males lah gue, ke laut aja lo. Gue menjauh dari D dan sempet sebel ama dia selama beberapa waktu. Setelah gue balik dari Korea, alhamdulillah semua rasa sebel itu hilang, dan kita akrab lagi sebagai teman. Mungkin karena sifatnya yang periang, setiap ketemu malahan dia duluan yang negur, hahaha kebalik dong, jadinya gue yang ngartis. Tapi entah kenapa, ketika D menikah, gue ga diundang. Kamfret. Dikiranya gue masih suka kali ya? Padahal yang gue suka sekarang bukan dia…

4. S, the perfect guy

Temen kantor beda departemen. Ganteng (mirip Tamaki Hiroshi), pinter, gentleman, dan jago main basket (buset, ini orang apa tokoh shoujo manga?). Cuma gebetan yang kebetulan sering kumpul-kumpul bareng thanks to my female friends yang sedepartemen sama dia. Setelah resign, dia kerja di US, yowis… Dia akhirnya nikah dengan cewek yang (kalo ga salah) sama-sama alumni abang-none. Yah, orang ganteng ketemu orang cantik, sih..wajar.. *gue ngomong apa sih ini*

Akhirnya, kapankah saya akan menyusul mereka? (Tuh, ga usah kalian yang nanya “kapan”, karena gue sendiri pun juga nanya XD)